Rabu, 12 Mei 2021

Sumber Air Sungai Nil Masih Misteri



Usaha dalam pencairan menemukan sumber air Sungai Nil masih menjadi pertanyaan ilmiah terpenting abad ke-19 di Eropa. Walaupun sulit membayangkan teka-teki semacam itu ada di era Google Maps seperti saat ini, namun upayapenelusurannya kala itu hampir sama mencekamnya dengan perlombaan untuk menempatkan manusia di bulan, karena terbungkus dalam cerita kepahlawanan dan intrik.

Pencarian sumber air Sungai Nil mengarah pada pemuliaan tokoh-tokoh seperti David Livingstone, Henry Morton Stanley, dan Richard Francis Burton. Akan tetapi hal itu dilakukan dengan cara mengorbankan diri untuk mengalami cedera, penyakit, dan bahkan kematian dalam kasus Livingstone. Pada saat yang sama, pencarian geografis ini, dalam beberapa hal memicu minat kolonial Eropa di Afrika

Sungai Nil memainkan peran kunci dalam peradaban paling kuno yang menghuni planet ini. Tanpa air dalam jumlah yang besar, orang-orang Mesir kuno kemungkinan tidak akan pernah mengumpulkan kekayaan dan kekuatan yang dibutuhkan untuk membangun piramida dan mengendalikan wilayah yang luas sejak 5.000 tahun yang lalu.

Herodotus, sejarawan Yunani yang terkenal dari abad ke-5 Sebelum Masehi, pernah melakukan perjalanan dengan caranya sendiri, yaitu bertanya-tanya tentang sumber air dalam jumlah besar itu seperti yang dilakukan tokoh-tokoh seperti Alexander Agung, Cyrus Agung dan putranya, dan para pemimpin Romawi seperti Julius Caesar dan Nero.

Firaun Ptolemeus II Philadelphus juga tertarik dalam upaya pencarian sumber air Sungai Nil ini. Pada abad ke-3 Sebelum Masehi, dia mengirimkan ekspedisi cukup jauh untuk mencari tahu sumber ari Nil Biru yang mungkin berasal dari pegunungan Etiopia.

Seperti banyak sungai dengan panjang yang sebanding, Sungai Nil juga memiliki beberapa anak sungai utama, atau cabang-cabang sungai atas yang mengalir ke dalamnya. Dua sungai utamanya, Nil Biru dan Nil Putih, bertemu di Khartoum sebelum mengalir ke utara melalui Sudan dan ke Mesir.

Nil Biru, yang mengalir dari Danau Tana, menyediakan lebih dari 80 persen air dan sedimen yang mengalir ke Sungai Nil ketika dua bagian utama dari sungai Nil itu bertemu di Khartoum. Namun, Sungai Nil Putih lebih panjang, dan sumbernya selalu kurang dipahami karena mengalir dari pedalaman yang lebih dalam.

Itulah sekilas misteri tentang sumber mata air dari sungai nil. Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga artikel ini bisa bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar