Republik Indonesia Serikat merupakan suatu negara federasi yang berdiri pada tanggal 27 desember 1949 sebagai hasil dari kesepakatan tiga pihak yaitu Indonesia, Belanda, dan Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO) dalam Koferensi Meja Bundar (KMB). Di sisi lain, KMB menjadi suatu upaya pemerintah Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dari tangan penjajah.
Pada awal pembentukannya, RIS didirikan sebagai wujud kesepakatan antara Indonesia, Belanda, dan Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO) dalam konferensi KMB. Walaupun Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, namun Belanda tetap mencoba datang lagi ke lndonesia untuk menjajah.
(Baca juga : era demokrasi terpimpin)
Pada waktu terjadi Agresi Militer Belanda ke II, telah membuat pemerintahan di Indonesia menjadi lumpuh meskipun tidak bubar secara resmi. Sebelum ditangkap, Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Moh Hatta telah memberikan mandat kepada Menteri Kemakmuran, Syahruddin Prawiranegara yang berada di Sumatera untuk membentuk pemerintahan darurat.
Hingga akhirnya pada tanggal 22 Desember 1949 di Sumatera Pemerintah Darurat dibentuk. Kemudian Belanda memilih untuk berunding dengan Indonesia melalui KMB. KMB digelar pada 23 Agustus hingga 2 November 1949 di Den Haag, Belanda. Hasilnya, Belanda mengakui kedaulatan kepada Indonesia melalui RIS tanpa syarat apa pun.
(Baca juga : pengertian geopolitik)
RIS terdiri dari beberapa negara bagian yang dibentuk oleh Belanda, seperti Indonesia Timur, Sumatera Timur, Madura, Pasundan, Sumatera Selatan, dan Jawa Timur. Karena banyaknya gejolak yang terjadi dengan menuntut dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), maka berdirinya RIS tidak berlangsung lama. Banyak negara bagian yang menyatakan ingin bergabung ke dalam NKRI.
Hingga pada akhirnya di tanggal 15 Agustus 1950, secara resmi RIS kembali menjadi NKRI dihadapan sidang DPR dan senat.
Itulah sekilas sejarah terbentuknya RIS, terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga artikel ini bisa bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar